Tolong buat catatan ya / Please take a note

Salah satu kalimat yang sering saya sampaikan ke mahasiswa adalah “Tolong buat catatan ya~”

Sebetulnya menurut saya ya, tanpa harus saya minta pun mahasiswa sebaiknya membuat catatan dari apa yang disampaikan oleh dosennya, nggak hanya saya saja. Tapi mungkin, karena mahasiswa sekarang lebih suka mem-photo materi atau meminta file materi kepada dosen jadi menurut mereka mencatat tidak diperlukan lagi selagi photo materi ada atau file materi ada.

coba saya tanya, setelah materi diminta atau di photo, apa materinya dibaca langsung? mungkin nggak ya, paling nanti kalau ada tugas atau kalau mau ujian baru dibaca kan.
Nah itu bedanya kalau kalian mencatat, kalian ikut membaca saat menulis,  saat menulis motorik kalian juga berkerja dan itu membantu kalian mengingat apa yang kalian tulis. jadi efeknya lebih baik utk kalian.

Jadi, tanpa diminta mulai sekarang buat catatan ya

_______________________________________________________

One of sentences that i often said to students was “Please take a note~”

Actually i guess, without being asked students must make a note from their lecturer, not only me. But perhaps, the reason is because students nowadays prefer to take a photo of material or asking material file from its lecturer so that according to them take a note is not necessary while they have picture or file of the material.

let me ask, after material being captured and kept, was the material read direcly? maybe it wasn’t, maybe later when you have a task or when you have an exam, you will read it. Well, That is the difference if you take a note, you also read while you write, when you write your motoric also work and it help you to remember all thing that you write. so the effect more effective.

therefore, without being asked please start to take a note.

Instalasi Docker di Deepin Linux

Pendahuluan


Docker adalah sebuah aplikasi yang bersifat open source yang berfungsi sebagai wadah/container untuk mengepak/memasukkan sebuah software secara lengkap beserta semua hal lainnya yang dibutuhkan oleh software tersebut dapat berfungsi. Pengaturan software beserta file/hal pendukung lainnya akan menjadi sebuah Image (istilah yang diberikan oleh docker). Kemudian sebuah instan dari Image tersebut kemudian disebut Container. [1]

Docker tersedia dalam 2 edisi [2]:

  • Community Edition (CE), ideal digunakan untuk pengembangan perangkat lunak baik secara personal maupun tim kecil.
  • Enterprise Edition (EE), didesain untuk pengembangan secara profesional dan tim IT yang akan membangun, mengirim, dan menjalankan aplikasi bisnis.

Sistem operasi yang didukung oleh Docker adalah Linux (CentOS, Debian, Fedora, Ubuntu), Microsoft Windows (10 Pro dengan update terbaru), dan MacOS. Khusus untuk Windows dan MacOS, pengguna dapat mengunduhnya melalui link berikut https://www.docker.com/products/docker-desktop. Paling mudah menginstall Docker di Ubuntu maupun distro lainnya yang berbasis Ubuntu, tapi karena saya punya Deepin Linux dan tidak ada rencana untuk install ulang dengan Ubuntu, maka saya akan menginstalnya di Deepin.

Deepin OS adalah distro linux buatan Cina yang bisa diakses melalui https://www.deepin.org/en/. Distro ini adalah turunan Debian yang sampai saat tulisan ini dipublikasikan sudah mencapai versi 15.7.

Instalasi


Proses instalasi ini telah diujicobakan pada Deepin OS versi 15.7. Silakan buka terminal, kemudian lakukan langkah-langkah berikut.

  1. Jika Anda sudah pernah menginstal Docker versi sebelumnya, Anda dapat menghapusnya dengan cara
    sudo apt-get remove docker docker-engine
  2. Install Key Managers dan Tool lainnya
    sudo apt-get install apt-transport-https ca-certificates curl python-software-properties software-properties-common
  3. Download dan install key
    curl -fsSL https://download.docker.com/linux/debian/gpg | sudo apt-key add -

  4. Verifikasi bahwa key sukses diinstal
    sudo apt-key fingerprint 0EBFCD88

    Jika tidak ada masalah, maka akan muncul pesan berikut
    Tambahkan juga Official Docker repository
    sudo add-apt-repository "deb [arch=amd64]https://download.docker.com/linux/debian wheezy stable"
  5. Update Package
    sudo apt-get update
  6. Install Docker-CE
    sudo apt-get install docker-ce
  7. Pastikan Docker sukses diinstal dengan cara menjalankan perintah berikut
    sudo docker run hello-world

    Jika tidak ada masalah, Anda akan melihat pesan berikut ini

Sumber :

[1] https://www.dewaweb.com/blog/tutorial-docker-dalam-bahasa-indonesia/
[2] https://docs.docker.com/install/overview/

Terus mencoba walau sering gagal

Kalian pasti setuju kalau didunia ini tidak melulu masalah keberahasilan.
Seperti yang sering Au alami
Sering gagal diet tapi terus mencoba diet.
Sering gagal gagal fokus tapi terus mencoba fokus.
dan masih banyak hal-hal lain yang sering gagalnya, tapi harus terus mencoba.
Kalau ditanya kenapa Au tetap terus mencoba, jawabannya adalah dari mencoba saya dapat belajar, dari belajar saya dapat saya dapat melangkah menuju kata berhasil.
Mulai hari ini, Au akan mencoba menulis blog dengan 2 bahasa : Indonesia dan Inggris
Semoga berhasil menulis dengan baik, tapi kalau gagal ya coba lagi.
Saya berharap teman-teman mahasiswa bisa terus mencoba, mencoba, mencoba dan mencoba lagi.
terus semangat

You must be agree if in this world it’s not always a matter of success
As often i have been experienced
Often failed on diet but always try to diet
Often failed on focus but always try to focus
and there’s a lot of failed matters, but must have always try
If i been asked why you always keep trying? the answer is from trying i can learn, from learning step by step i can move forward to the success.
Starting today, i will try to write in this blog with 2 languages : Bahasa and English
Hopefully  i can manage to write well, but if i failed i will try again
I hope you can always try, try, try and try
Keep your Spirit

Pendakian Lawu via Candi Cetho

Gunung Lawu via Candi Cetho

28-29 Juli 2018

Jumlah tim 9 orang (3 cewek 6 cowok)

Berangkat dari Semarang jam 7 pagi (3 orang naik mobil), sisanya naik motor langsung menuju Candi Cetho. Tiba di salah satu basecamp Candi Cetho sekitar jam 11:00 (basecamp Barokah), basecamp yang paling dekat dengan loket tiket masuk Candi Cetho. Di basecamp ada warung yang menjual makan berat dan makanan ringan untuk bekal pendakian. Kami makan siang di warung basecamp, beberapa teman ada yang pesan makan besar di bungkus untuk dimakan dalam perjalanan pendakian.

Jam 1 siang mulai pendakian. Simaksi per orang Rp 15.000.

Basecamp terdekat dengan loket tiket Candi Cetho.
Basecamp terdekat dengan loket tiket Candi Cetho.

Basecamp – pos 1 (Mbah Branti, 1600 mdpl)

Di tengah perjalanan menuju pos 1 (Mbah Branti, 1600 mdpl), seorang teman terpaksa membatalkan pendakian karena mengalami altitude sicknes (tekanan fisik akibat kesulitan menyesuaikan diri dengan tekanan oksigen rendah pada dataran tinggi, akibatnya merasa pusing, mual, dan muntah-muntah). Tiba di pos 1, kami menunggu rombongan lain yang akan turun untuk “menitipkan” teman kami yang batal muncak. Tak lupa kami mengambil peralatan kelompok yang dia bawa (kompor dan peralatan masak lainnya).

Perjalanan ke pos 1 masih bisa dikatakan landai, dan tidak ada tanjakan yang ‘wow’. Di pos 1 ada shelter yang bisa menampung 8 sampai 9 orang. Setelah melewati perkebunan penduduk, kemudian  vegetasi alam yang dimulai dengan pohon-pohon pinus menghiasi perjalanan kami ke pos 1.

 

Pos 1 – pos 2 (Brakseng, 2250 mdpl)

Perjalanan sudah mulai dengan tanjakan yang sedikit ‘wow’, tetapi untungnya sepanjang perjalanan vegetasi alamnya rapat sehingga sinar matahari tidak terlalu ‘menyiksa’. Sebelum tiba di pos 2, kami melewati sumber air, yang biasanya dimanfaatkan pendaki untuk menambah perbekalan air. Air ini sebenarnya merupakan air yang disalurkan penduduk untuk kebutuhan air di desa. Di pos 2 ini juga ada shelternyabisa muat 7-8 orang. Ada pohon besar yang katanya “angker” (mungkin sebuah kearifan lokal yang dibuat masayarakat setempat untuk menjaga kelestarian lingkungan)

Pos 2
Pos 2

Pos 2 – pos 3

Merupakan jalur terpanjang via Candi Cetho. Kondisi jalur juga sama dengan jalur sebelumnya, tanah padat dan vegetasi alamnya rapat.

Pos 3 – pos 4

Perjalanan dari pos 3 ke pos 4 tanjakannya sudah ‘wow’, mungkin karena kondisi kami yang sudah semakin berkurang tenaganya. Di pos 4 ada shelter dan di bawahnya ada temapt untuk mendirikan 3-4 tenda ukuran 4 orang. Perjalanan menuju pos 4 ini juga lumayan makan waktu karena salah satu anggota kami ada yang mengalami kram kaki, jadi “keong speed mode: on”.

Pos 4 – pos 5

Menjelang pos 5 pukul 10 malam, dan persis sebelum pos 5, kami memtuskan untuk mendirikan tenda karena kondisi kami yang sudah sangat lelah (bahkan kami tidak tahu kalau pos 5 tinggal beberapa meter di depan kami. Ya karena suasana saat itu sangat gelap. Toh, di area kami mendirikan tenda, sudah banyak orang yang mendirikan tenda di sana). Tenda terpasang dan kami istirahat pukul 11 malam, untuk summit pukul 1 dini hari.

Pos 5 puncak Hargodumilah

Menanti matahari terbit. Bulan masih terlihat di pagi hari.
Menanti matahari terbit. Bulan masih terlihat di pagi hari.
api unggun di puncak Hargo Dumilah (seharusnya gak boleh)
api unggun di puncak Hargo Dumilah (seharusnya gak boleh)

Karena kelelahan, hanya 3 orang saja yang yang berangkat untuk summit. Perjalanan menuju puncak Hargodumilah dihiasi dengan alam terbuka dan sabana. Kami melewati camping ground pos 5, Bulak Peperangan, sabana Gupak Menjangan (kalau musim hujan ada semacam genangan air yang cukup luas mirip telaga. Karena kami pergi pada musim kemarau, kami tidak menemukan genangan air itu), Pasar Dieng (area yang banyak batu-batu bersusun, dan katanya memang di situ ada situs sejarah spertinya bekas pondasi sebuah bangunan, mungkin peninggalan kerajaan Majapahit). Kami sebenarnya agak salah jalur waktu itu, niat kami sebelum ke puncak Hargodumilah, ingin melihat matahari terbit di puncak Hargo Dalem saja sambil mengisi perut kami yang sudah keroncongan, terutama saya yang sudah gemeteran karena lapar….justru karena salah ambil jalanm kami malah tiba di puncak Hargodumilah lebih dulu, jam 4:30, dalam kondisi kedinginan dan lapar….

Di puncak Hargo Dumilah ada sebuah monumen tinggi sebagai tanda puncak Hargo Dumilah….kami bertiga adalah orang pertama yang tiba di situ (kepagian)…..Akhirnya kami menanti matahari terbit, dan mulailah para pendaki lain memadati puncak Hargodumilah….ada yang bakar api unggun (setahu saya gak boleh), ada yang sibuk berswafoto, ada yang sibuk minta difotoin sambil pegang kertas bertuliskan sesuatu gitulah, ada yang sibuk motret sunrisenya yang menurut saya kurang sip, mungkin karena kabut jadi matahari terbitnya tidak sempurna terlihat.

Kami yang sudah kelaparan, akhirnya memutuskan untuk segera pergi menuju Hargo Dalem untuk sarapan di warung-warung yang ada di sana. Di area Hargo Dalem ada toilet (?) (mungkin tepatnya dengan istilah tempat buang hajat….jangan harap ada air ya…air bawa sendiri untuk basuhnya)

Harga makanan memang sedikit lebih mahal dari harga di bawah (di desa), selisih Rp 2.000,-. Tapi menurut saya, wajarlah apalagi membayangkan mereka membawa logistik dari desa terdekat di bawah sana….Saya makan nasi pecel telur (tapi saya cari sayurnya kok gak ada ya….Cuma nasi dan sambel pecel). Ah, ya sudah lah, saya cuma butuh karbohidrat dan segelas teh hangat. Terus terang saya dan istri saya kurang beruntung dalam hal logistik karena beberapa logistik kami tertinggal di rumah (mungkin sekitar 40 persen logistik kami tertinggal).

Suasana pagi di Hargo Dalem dengan warung-warung sederhananya
Suasana pagi di Hargo Dalem dengan warung-warung sederhananya
Suasana pagi di Hargo Dalem dengan warung-warung sederhananya
Suasana pagi di Hargo Dalem dengan warung-warung sederhananya

Selesai makan, kami tak lupa membelikan sarapan untuk teman2 kami yang mungkin juga kelaparan di tenda. Menunya sama: nasil pecel (?) telur, plus beberapa botol air mineral. Kembali ke tenda, kami benar-benar disuguhi pemandangan yang keren, di dominasi oleh sabana dan hutan cemara dengan latar belakangnya. Selama perjalanan ke tenda, di sekitar Gupak Menjangan, kami bertemu dengan anggota yang lain, yang tadinya mau ke puncak juga, tapi karena waktunya tidak memungkinkan akhirnya kami bersama-sama kembali ke tenda, dan di sepanjang perjalan ke tenda kami banyak sekali berfoto.

Pasar Dieng
Pasar Dieng
Pasar Dieng
Pasar Dieng
Pasar DIeng
Pasar DIeng
Setelah turun dari Hargo Dalem
Setelah turun dari Hargo Dalem
Salah satu spot di Bulak Peperangan
Salah satu spot di Bulak Peperangan

IMG_20180729_074000 IMG_20180729_080426

salah satu spot Gupak Menjangan
salah satu spot Gupak Menjangan

IMG_20180729_083539 IMG_20180729_084212