Gairaigo

FENOMENA GAIRAIGO SEBAGAI SALAH SATU

DINAMIKA DALAM BAHASA JEPANG)*

 Bayu Aryanto

Universitas Dian Nusawantoro

Abstract: Pengunaan gairaigo dalam aktifitas berbahasa orang Jepang sering dijumpai saat ini, bahkan beberapa orang menganggap terlalu berlebihan. Gairaigo merupakan fenomena bahasa yang tidak dapat dibendung seiring dengan semakin majunya teknologi informasi. Perbedaan sistem bunyi tidak menghambat perkembangan gairaigo, justru sebaliknya semakin memperjelas bahwa gairaigo merupakan salah satu ciri khas dalam bahasa Jepang. Ciri khas tersebut tampak pada pengucapan dan bentuk kosa kata yang termasuk dalam gairaigo. Modifikasi-modifikasi yang dilakukan orang Jepang dalam mengolah gairaigo untuk menjadi “Nihongo” harus diakui sebagai usaha memfilter budaya asing yang harus disesuaikan dalam budaya lokal (Jepang).

Keywords: gairaigo, entry word, phonetic silabe, verbalization, gairaigo modification.

Kemajuan teknologi telah membuat dunia semakin sempit. Faktor jarak tidak lagi menjadi kendala dalam proses komunikasi. Pada tataran komunikasi, batas-batas antarnegara semakin hilang dan kontak fisik antarpelaku bahasa yang berbeda pun semakin tinggi frekuensinya. Kontak bahasa (language contact) antarbahasa yang berbeda mengakibatkan dinamika pada bahasa itu sendiri. Dinamika bahasa tersebut tentu tidak terlepas dari para pelaku bahasa yang berperan sebagai agen perubahan, baik secara individu maupun kelompok.

Singgungan dua bahasa akan mempengaruhi kedua bahasa tersebut. Bahasa Inggris sebagai bahasa yang paling banyak memberi pengaruh terhadap bahasa Jepang. Istilah gairaigo yang berarti “bahasa yang datang dari luar” secara kuantitas telah mempengaruhi dan menambah khasanah bahasa Jepang.

GAIRAIGO

Gairaigo adalah istilah yang digunakan dalam bahasa Jepang untuk menyebutkan kata serapan dari bahasa asing. Bahasa Jepang memiliki kosa kata yang diserap dari bahasa Inggris, Cina, Belanda, Portugal, dan lain-lain.

Munculnya gairaigo diawali dengan datanganya bangsa Portugal di Jepang pada abad ke-16. Contoh gairaigo yang berasal dari bahasa Portugal :

Penulisan

Cara baca B Portugal B Indonesia
カルタ Karuta carta Kartu
タバコ Tabako tabaco,tabacco Rokok
ボタン Botan botão Tombol
パン pan pão Roti

Tabel 1

Kemudian pada abad ke-17, Politik Isolasi Jepang yang hanya mengizinkan bangsa Belanda untuk masuk ke wilayah Jepang menyebabkan munculnya gairaigo yang berasal dari Belanda seperti :

Penulisan

Cara baca B Belanda B Indonesia
ビール Biiru Bier Bir
コップ Koppu Kop Cangkir gelas
ガラス Garasu Glas Kaca
コーヒー koohii koofie kopi

Tabel 2

Pada era Meiji, Jepang menghapuskan Politik Isolasi sehingga muncul gairaigo yang berasal dari bahasa Perancis, Jerman, dan Inggris. Gairaigo yang berasal dari Inggris :

Penulisan

Cara baca B Inggris B Indonesia  
ラジオ Rajio Radio Radio
ニュース Nyuusu News Berita
マイク Maiku Mic(rophone) Mikrofon
マッチ Macchi Match Korek api Tabel 3

 

Gairaigo yang berasal dari Perancis

Penulisan

Cara baca Perancis B Indonesia
オムレツ Omuretsu omelette Omelet
マント Manto Manteau mantel

Tabel 4

Gairaigo yang berasal dari Jerman

Penulisan

Cara baca Jerman B Indonesia
アルバイト arubaito Arbeit (pekerjaan) Paruh waktu
テーマ Teema Thema Tema

Tabel 5

Beberapa peneliti menyatakan untuk kata serapan yang sudah lama masuk ke dalam entri kosa kata bahasa Jepang, tidak lagi dikategorikan sebagai gairaigo. Kosa kata tersebut umumnya berasal dari bahasa Cina.

Sistem penulisan entri bahasa yang termasuk ke dalam gairaigo tersebut dalam bahasa Jepang menggunakan katakana yang merupakan salah satu silabi fonetik bahasa Jepang.

 BENTUK GAIRAIGO

Perbedaan bunyi pada bahasa Jepang dan bahasa Inggris pada level paling rendah yaitu fonem, dapat terlihat pada bunyi alpabet masing-masing bahasa tersebut (lihat lampiran tabel 1). Hal ini mengakibatkan perbedaan bunyi bahasa pada kata serapan dalam bahasa Jepang (gairaigo). Lihat contoh berikut

Kata benda

Penulisan

Cara baca B Inggris B Indonesia
テーブル Teeburu Table Meja
スクール sukuuru school Sekolah
ベッド Beddo Bed Tempat tidur
ライオン raion lion Singa

Tabel 6

Kata sifat

Penulisan

Cara baca B Inggris B Indonesia
クール Kuuru Cool Dingin,
スマート Sumaato Smart Cerdas
スムーズ Sumuuzu Smooth Lancar
ドライ dorai dry Kering

Tabel 7

Kata kerja

Penulisan

Cara baca B Inggris B Indonesia

サッカー(する)

Sakkaa (suru) (play) Bermain sepak bola

リラックス(する)

Rirakkusu (suru) relax rileks

Tabel 8

 

Berdasarkan pada contoh di atas terlihat bahwa bunyi bahasa pada gairaigo lebih dititikberatkan pada penyesuaian bunyi daripada bentuk. Gejala seperti itu pun dapat dilihat pula pada bahasa Indonesia yang lebih mengutamakan bunyi yang ditimbulkan dari kosakata bahasa sumber.

Sistem silabi fonetik dalam bahasa Jepang akan menimbulkan beberapa masalah dalam kaitannya dengan pencarian kosakata asalnya pada bahasa sumber atau dengan kata lain pelacakan kembali kosa kata asalnya. Perbedaan silabi fonetik bahasa Jepang dengan sistem alphabet bahasa Inggris salah satunya adalah tidak terdapat bunyi [l] dalam bahasa Jepang, sehingga setiap kata serapan yang memiliki bunyi [l] akan disubtitusikan dengan bunyi [r-]. Selain itu bahasa Jepang konsonan tidak dapat berdiri sendiri (kecuali n) karena sistem alphabetnya merupakan deretan dua huruf yang membentuk suku kata (silabi). Hal ini menimbulkan bunyi berbeda dari kata yang diambil dari bahasa asing.Contoh :

Style à sutairu

Lion à raion

smile à Sumairu

Peak à piiku

Room à ruumu

Picnic à pikunikku

 

Masalah yang lain adalah munculnya bunyi yang hampir sama atau bahkan sama pada dua kosa kata yang memiliki arti yang berbeda dalam bahasa sumber. Contoh :

Bill à biru

Beer à biiru

 Bath à basu

Bus à basu

Pada kasus tersebut, komponen lain (dapat berupa kosakata atau situasi) dalam suatu ujaran atau kalimatlah yang akan menentukan maknanya. Contoh :

Watashi ha basu de     gakkoo he iku

Saya           bus   instr sekolah ke pergi

Dengan melihat kosa kata lainnya seperti iku (pergi) dan gakkkoo (sekolah), dan juga melihat partikel de yang berfungsi sebagai penanda instrumen maka kata basu tersebut berarti bus, bukan bath.

VERBALISASI

Verbalisasi dalam kaitannya dengan gairaigo ialah asimilasi kosa kata asing yang kemudian berproses menjadi kata kerja dalam bahasa Jepang. Contoh :

Penulisan

Cara baca Kata asal

1

2 3

サッカーする

Sakkaa (suru) (play)soccer

ピックアップする

Pikku appu (suru) Pick up

カットする

Katto (suru) Cut

ネグる

Neguru Neglect

ミスる

misuru mistake

サボる

saboru sabotage

Tabel 9

Silabi yang tercetak tebal dalam kolom 1 yaitu ~suru dan ~ ru merupakan salah satu ciri verba dalam bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang kosa kata asli bahasa Jepang pun, ~suru digunakan untuk verbalisasi kata benda. Dalam khasanah bahasa Jepang sering ditemukan verbalisasi dengan menambahkan ~suru pada gairaigo , dan bagi sebagian besar orang Jepang verbalisasi dengan menggunakan ~suru lebih mudah baik dari sisi penggunaan maupun dari sisi maknanya.

Akan tetapi, verbalisasi yang hanya dengan menambahkan ~ru pada kata asing, sampai saat ini pun masih menjadi topik hangat di kalangan masyarakat Jepang dan ahli bahasa Jepang. Bagi kalangan tertentu, verbalisasi tersebut sangat membingungkan dan tidak bukan bahasa Jepang yang baku. Secara kuantitas verbalisasi tipe ini masih sedikit. Namun demikian, perkembangannya semakin meluas, bahkan menampakkan gejala yang tidak terkendali. Seperti contoh berikut :

Penulisan

Cara baca Kata asal

1

2 3

ググる

guguru Google

メモる

memoru memo

 

Tabel 10

Kata guguru berasal dari kata google, salah satu “search engine” dalam internet. Kemudaian kata tersebut dibentuk menjadi verba dalam bahasa Jepang dengan menambahkan ~ru yang memiliki makna “menggunakan media google”. Begitu pula dengan kata memoru yang bermakna “mencatat, membuat catatan”. Sebagai perbandingan dengan bahasa Indonesia yang tampaknya juga mengalami fenomena proses verbalisai secara “tak terbatas”, masyarakat Indonesia (sebagai pengaruh dari iklan) sering menggunakan istilah “batuk? dikomix-(in) aja”, “mau enak? Dikecapin aja”, dll.

MAZEKOZEGO (ASIMILASI GAIRAIGO + B. JEPANG)

 Fenomena bercampurnya kata asli bahasa Jepang dengan gairaigo menjadi satu kata atau frasa sering dijumpai dalam bahasa Jepang. Dalam istilah bahasa Jepang disebut mazekozego (混種語). Contoh :

Penulisan

Cara baca Arti

1

2 3

1.

海水パンツ

Kasui pantsu Celana renang

2.

消しゴム

Keshi gomu Penghapus karet

3.

郵便ポスト

Yuubin posuto Kotak pos (bis surat)

4.

生ビール

Nama biiru Draft beer

5.

家庭サービス

Katei saabisu Family service

6.

ドル箱

Doru bako Cash box

7.

サラダ油

Sarada yu Minyak salada (salad oil)

8.

コップ酒

Koppu zake Cangkir sake

Tabel 11

Dilihat dari konstruksinya, gairaigo yang termasuk ke dalam mazekozego dapat dibagi dua. Contoh no 1~5 memiliki konstruksi bahasa Jepang + gairaigo (cetak tebal), kemudian no 6 ~ 8 memiliki konstruksi gairaigo (cetak tebal) + bahasa Jepang. Berdasarkan pola konstruksi tersbut maka verbalisasi gairaogo pun masuk ke dalam mazekozego.

PENYINGKATAN GAIRAIGO

Fenomena lain yang berkaitan dengan gairaigo adalah adanya penyingkatan gairaigo. Penyingkatan atau modifikasi ini disebabkan semata-mata untuk lebih memudahkan pengucapan gairaigo oleh orang Jepang. Penyingkatan ini dapat berbentuk penyingkatan sebuah gairaigo atau penyingkatan dari penggabungan dua atau lebih gairaigo kemudian disingkat.

Asal kata Gairaigo Penyingkatan
Screw driver スクリュードライバー

sukuryuu doraiba

ドライバー

(doraibaa)

Animation アニメーション

animeeshon

アニメ

anime

Arbeit アルバイト

arubaito

バイト

baito

Seminar ゼミナール

zeminaru

ゼミ

zemi

Terrorism テロリズム

terorizumu

テロ

tero

Sexual harassment セクシュアルハラスメント

sekushuaru harasumento

セクハラ

Sekuhara

Mass comunication マスコミュニケーション

Masu komyunikeeshon

マスコミ

Masukomi

Mother complex マザーコンプレックス

Mazaa konpurekkusu

マザコン

Mazakon

Driving contest ドライビングコンテスト

Doraibin-gu kontesuto

ドラコン

Dorakon

Personal computer パーソナルコンピューター

Paasonaru konpyuutaa

パソコン

Pasokon

Tabel 12

MASYARAKAT JEPANG DAN GAIRAIGO

 Entri gairago pada Konsaisu Katakanago Jiten (Concise katakana dictionary) sebanyak 43.000 kata. Sedangkan pada kamus Koojien yang memuat 230.000 kata yang terdiri dari 90% kosa kata asli bahasa Jepang dan sisanya 10% gairaigo. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Eriko Nakayama (Japanese Language Education vol 96) menyebutkan penggunaan gairaigo dalam surat kabar harian mencapai 1.920 kata per hari. (Sakai Noriko, Nishihira Kaoru, 2002)

Selain media cetak (surat kabar, majalah, buku), media penyebar gairago melalui media elektronik (televisi, radio, komputer) pun semakin gencar. Kemudian pihak yang berperan sebagai agent of change “penciptaan” dan penyebaran gairaigo yaitu ilmuwan, budayawan, politikus, dan pelajar.

Masyarakat Jepang terbagi menjadi dua kelompok besar berkaitan dengan penggunaan gairaigo dalam aktifitas berbahasa. Kelompok yang pertama terdiri dari masyarakat yang menentang gairaigo dengan berbagai alasan. Kekhawatiran hilangnya budaya Jepang, termasuk di dalamnya bahasa Jepang. Pendapat kelompok ini pun ada yang sangat ekstrim dengan menganggap bahwa gairaigo bukan bahasa Jepang.

Di sisi lain, kelompok masyarakat yang menerima gairaigo menganggap bahwa selain memperkaya khasanah bahasa Jepang, gairago merupakan sebuah fenomena wajar yang dapat terjadi pada setiap bahasa terutama pada era globalisasi. Penggunaan kosa kata dalam bidang teknologi semakin banyak dan kosa kata asli bahasa Jepang tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

Alasan digunakannya gairaigo yaitu :

  1. Tidak ada kosa kata yang memiliki padanan yang sama dengan gairaigo. Umumnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, contoh : onrainshoppu (on line shop), intaanetto (internet),dll.
  2. Faktor situasi komunikasi seperti lawan bicara, tempat, dan topik pembicaraan. Dalam sebuah restoran Eropa, orang Jepang cenderung menggunakan gairaigo raisu, untuk menyebutkan nasi daripada gohan (bahasa Jepang untuk nasi). (Sanada Nobuharu,1997)
  3. Perbedaan nuansa yang dirasakan orang Jepang, contoh orang Jepang lebih sering menggunakan istilah toire yang lebih “terkesan bersih” daripada benjoo yang “terkesan kotor”. (Sanada Nobuharu,1997) . Dalam bahasa Indonesia toire dapat disepadankan dengan kata toilet, sedangkan benjoo disepadankan dengan kata jamban. Kemudian untuk kata “rapat” orang Jepang mengenal kata kaigi (bahasa Jepang) dan miiting-gu (gairaigo dari bahasa Inggris meeting). Kaigi terkesan orang yang hadir dari sisi jumlah lebih banyak dari pada miitinggu. Selain itu, nuansa “keren, cool” pada gairaigo dibandingkan kosa kata asli bahasa Jepang juga menjadi salah satu penyebab berkembangnya gairaigo. (Iino Masakazu, Onmura Yukako, Sugita Hiroshi, Moriyoshi Naoko, 2004)

GAIRAIGO BAGI PEBELAJAR BAHASA JEPANG

 

Lepas dari pro dan kontra tentang gairaigo di kalangan orang Jepang, gairaigo merupakan salah satu fenomena bahasa yang perlu untuk dipelajari dan dikaji oleh pebelajar bahasa Jepang. Perkembangan gairaigo yang sangat pesat baik dari sisi kuantitas maupun perubahan-perubahan yang terjadi pada bunyi, bentuk dan makna, tidak jarang menimbulkan kesulitan bagi pebelajar bahasa Jepang. Kesulitan tersebut antara lain :

  1. Sistem silabi bahasa Jepang jelas telah mengubah bunyi dan bentuk asli kosa kata asal, seperti kata “Oosutoraria” yang berasal dari kata “Australia”, “makkudonarudo” berasal dari kata “McDonald”.
  2. Kemudian gairaigo yang mengalami penyingkatan sehingga lebih membuat sulit untuk mencari kosa kata asalnya seperti “ensuto” (enjin sutoppu = engine stop), “mazakon” (mazaa konpurekkusu = mother complex), “dijikame” (dijitaru kamera = digital camera).
  3. Orang Jepang kerap juga menggunakan gairaigo yang tidak memiliki rujukan padanan dalam bahasa asalnya. Contoh “guriin kaa” (green car) kata yang digunakan pada gerbong kereta untuk kelas eksekutif, padahal dalam bahasa Inggris istilah tersebut tidak ada.

Solusi yang dapat diberikan adalah seorang pebelajar dan tentu saja pengajar bahasa Jepang harus terus mengikuti perkembangan bahasa Jepang terkini terutama berkaitan dengan gairaigo. Salah satu sumber informasi untuk mengetahui perkembangan gairaigo yang paling efisien adalah melalui media massa baik cetak maupun elektronik. Penggunaan media tersebut dalam pengajran bahasa, dalam hal ini bahasa Jepang, sangat membantu pengajar dan pebelajar bahasa Jepang untuk mengetahui, mengkaji, dan menerapkannya dalam pengajaran (bagi pengajar) maupun penggunaannya dalam aktifitas berbahasa (bagi pengajar dan pebelajar).

REFERENSI

 Iino Masakazu. Onmura Yukako. Sugita Hiroshi. Moriyoshi Naoko. 2004. Shinsedai No Gengogaku – Shakai, Bunka, Hito Wo Tsunagu. Tokyo. Kuroshio Shuppan.

Kamei Hajime. 2003. Wakamo No Kotoba Jiten. Tokyo. NHK Shuppan.

Kokuritsu Kokugo Kenkyuusho.1990. Nihongo Kyooiku Shidoo Sankoosho 16 Gairaigo No Keisei To Sono Kyooiku. Tokyo. Ookurasho.

Kokusaikooryuukikin. 1995. Nihongo He No Shootai. Tokyo. Bojinsha.

Sakai Noriko. Nishihira Kaoru. 2002. Nyuusu Kara Oboeru Katakanago 350. Tokyo. Aruku.

Sanada Nobuharu.1997. Shakai Gengogaku. Tokyo. Oufu.

http://contest.thinkquest.gr.jp/tqj1999/20190/jpn/yomu/yomu02.html

http://homepage2.nifty.com/chegerau/

http://www.jekai.org/entries/aa/00/nn/aa00nn08.htm

 

*) terbit dalam majalah ilmiah DIAN, vol 9, 2 September 2006, Universitas Dian Nuswantoro

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *