Mata kuliah Basis Data adalah salah satu mata kuliah tertua di bidang Informatika. Bisa dibilang hampir sama tuanya dengan mata kuliah Dasar Pemrograman. Tidak heran jika pengajarannya juga banyak menggunakan referensi yang cukup tua, bahkan mungkin lebih tua dari pengajarnya itu sendiri (kalau pengajarnya seumuran saya sih).

Salah satu materi basis data yang sudah cukup lama diajarkan adalah pembuatan Entity Relationship Diagram (ERD) dengan menggunakan notasi ERD Chen, berdasarkan paper Peter Chen berjudul “The Entity-Relationship Model – Toward a Unified View of Data“. Bagi yang belum pernah belajar mata kuliah basis data, saya berikan ilustrasi notasi ERD Chen pada gambar di bawah ini:

Secara konseptual notasi diagram tersebut memang sangat bagus dan memberikan arti dari hubungan antar tabel menjadi lebih jelas, karena secara eksplisit dituliskan pada diagram penghubungnya (yang berbentuk belah ketupat). Namun ternyata model penjelasan tersebut sering disalah pahami oleh mahasiswa. Contohnya adalah pada ERD (yang salah) di bawah ini:

So, ternyata banyak sekali mahasiswa yang salah mengartikan ERD yang seharusnya adalah data oriented menjadi flow oriented, (mungkin) karena seingat mereka yang dinamakan ERD adalah ada 2 kotak yang dihubungkan dengan satu belah ketupat untuk mendeskripsikan aktifitas. Jadi alih-alih berfikir tentang data apa yang disimpan, banyak mahasiswa malah berfikir aktifitas apa yang terjadi antara kedua entitas tersebut (tentu saja mereka juga salah menerjemahkan apa itu entitas).

Sebagai alternatif, sebenarnya saya sendiri sudah lama meninggalkan notasi Chen dan lebih sering menggunakan notasi CrowsFoot. To be honest sebeneranya alasan saya lebih menyukai notasi CrowsFoot karena lebih mengirit tempat dan juga biar tidak terlalu pusing memikirkan kata yang menghubungkan antara satu entitas dengan entitas lain. Salah satu efeknya adalah membuat saya lebih berkonsentrasi terhadap data yang disimpan, bukan pada alur dari program itu sendiri (alur program ada diagramnya sendiri kan ya). Bagi anda yang belum tahu seperti apa notasi CrowsFoot, berikut adalah contohnya:

Tentu saja kalau membaca bukunya pak Coronel dkk. yang berjudul “Database System: Design, Implementation, and Management” kita jadi tahu kalau keduanya adalah notasi yang baik dan memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Tapi sepanjang pengalaman saya memberikan tugas kepada untuk membuat ERD aplikasi untuk proyek akhir mata kuliah Pemrograman Web dan Pemrograman Mobile, mahasiswa yang menggunakan notasi crows foot rata-rata memiliki ERD yang lebih masuk akal dibandingkan mahasiswa yang menggunakan notasi Chen. Sebagai catatan, di UDINUS kedua mata kuliah tersebut diajarkan di semester yang lebih tinggi dari mata kuliah basis data. Sehingga saya menyimpulkan mahasiswa yang menggunakan notasi CrowsFoot lebih faham dan aware terhadap desain basis data yang sebenarnya daripada mahasiswa yang menggunakan notasi Chen.

Mungkin pengalaman yang berbeda dialami oleh dosen lain (yang berada di perguruan tinggi lain pula). Dan sepertinya pemilihan notasi Chen atau Crowsfoot untuk pengajaran ini memang memerlukan penelitian yang lebih lanjut untuk menentukan formulasi yang lebih tepat dan lebih cocok digunakan untuk pengajaran konsep dan implementasi ERD pada mata kuliah Basis Data.

Yang jelas saya percayai adalah, zaman sudah berubah dan terutama di dunia informatika teknologi, tools, dan teknik pengembangan sudah banyak sekali berubah dibandingkan 10 atau bahkan 20 tahun yang lalu. Sebagai dosen komputer sudah seharusnya kita aware dan adaptif terhadap perubahan tersebut. Kalau memang perlu mengubah teknik mengajar, bahasa pemrograman yang diajarkan, dan alat bantu yang digunakan untuk mengajar, kenapa tidak?

Catatan: untuk yang ingin mengetahui lebih lanjut cara konsep dari ERD notasi CrowsFoot dapat membaca beberap referensi di Internet, diantaranya:

• https://www.codeproject.com/articles/878359/data-modelling-using-erd-with-crow-foot-notation
• http://www.vivekmchawla.com/erd-crows-foot-relationship-symbols-cheat-sheet/