Hidup dalam pikirmu – seanggun senyum dalam hati

Tak seperti filicium yang  berbuah
mengundang semua kupu-kupu dan kumbang untuk datang
Aku disini sendiri
Dalam temaram yang berteman bayang
Menggenggam erat pikir yang amat dalam.

Aku berusaha untuk membuat semuanya seakan biasa
Hati ini bukan pilihan tapi satu keputusan
Mencintaimu
Membumbung dalam layar kehidupan
sampai dermaga akhir kehidupan
Mengibarkan suka pecinta
Mengeluarkan dari tempurung yang terpuruk bukan kepalang
Mencari tambatan

Aku menghibur diri

Lamat lamat mendengar musik klasik membawa dirimu dalam alunan syahdunya
Fantasiku berputar melihat kamu yang duduk termenung memandang bulan
Pantulan cahayanya membuat wajahmu seakan ukiran
Puisi dari dalam labirin yang tak terjemahkan
Bergegaslah raih tanganku
Mendekap hangat, berdansa Waltz
Menyentuhku
Hidup disampingku,
Sampai piringan hitam ini mengakhiri suara hati yang abadi.

 

… (31 Agustus 2008)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *